Contoh Proposal Penelitian
Kuantitatif Pendidikan bimbingan konseling
Berdasarkan sura keputusan menteri
pendayagunaan aparatur negara nomor 26 tahun 1989 menyebutkan bahwa pekerjaan
bimbingan dan konseling dengan pekerjaan mengajar yang satu sama lain
berkedudukan seimbang dan sejajar. Dalam surat keputusan tersebut bahwa seorang
guru di sekolah dapat mengerjakan kegiatan mengajar atau kegiatan pelayanan
bimbingan dan konseling. Keberadaan pelayanan bimbingan konseling di sekolah
dipertegas lagi dengan peraturan pemeraintah nomor 29 tahun 1990 (tentang
pendidikan menengah) bahwa bimbingan diberikan oleh guru pembimbing. Di SMU
pekerjaan bimbingan dan konseling tidak lagi dicampur adukkan dengan pekerjaan
mengajar atau praktek. Guru pembimbing itulah yang secara khusus diberi tugas
melaksanakan pelayanan BK di sekolah.
Namun sejak dulu guru BK tidak
mendapatkan jam tatap muka di kelas, tetapi mendapatkan tugas yang setara
dengan jam mengajar guru-guru yang lain, yang berupa membimbing 150 siswa. Baru
tahun 2001 setiap guru BK di samping tugas tersebut, diberikan tambahan jam
tatap muka di kelas sebanyak satu jam pelajaran setiap kelas dalam satu minggu.
Adapun tugas tambahan tersebut khusus memberikan pelajaran tentang sikap, perilaku,
sopan santun, dan budi pekerti, agar siswa memiliki nilai mata pelajaran
tersebut sebagai syarat kenaikan kelas bagi kelas I dan II serta untuk syarat
kelulusan bagi kelas III. Dalam hal tugas membimbing siswa agar dapat sukses
dalam kenaikan kelas, kelulusan, kelanjutan studi, dan setelah lulus memperoleh
pekerjaan, maka perlu diberikan informasi-informasi, arahan-arahan, dan
kiat-kiat untuk mencapai sukses.
Pada saat sekarang yang menjadi
tuntutan dari manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah yang harus dilakukan
di SMU, menyebabkan sekolah yang satu ini dengan yang lain tidak sama. Misal di
SMU Negeri 1 Sanden, para siswa kelas I, II, dan III mendapatkan jam masuk
kelas bagi guru pembimbing, sehingga layanan informasi bimbingan dapat
diberikan langsung oleh guru pembimbing. Layanan informasi dari guru pembimbing
ini penting sekali apalagi bagi para siswa kelas II, karena kahir semester
kelas ini para siswa akan dihadapkan pada pilihan kelompok bidang studi yang
diinginkan, IPA atau IPS yang sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuannya.
Karena jam masuk layanan guru pembimbing hanya 45 menit tentu saja segala
informasi, pertimbangan dan pengarahan yang diberikan oleh guru pembimbing
tidak mencukupi. Untuk itu layanan informasi perlu ditambah dengan menggunakan
cara memberikan brosur, melalui kotak masalah, dan melalui papan bimbingan yang
dipasang di tempat yang mudah dijangkau siswa. Yang penulis lakukan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan papan bimbingan, karena papan
bimbingan dapat merupakan saran untuk memberikan layanan informasi secara
tertulis baik berupa gambar-gambar, karikatur, maupun pengumuman yang berkaitan
dengan bimbingan. Dengan adanya papan bimbingan tersebut diharapkan dapat
berperan efektif dalam memberikan layanan informasi kepada siswa.
B. Identifikasi
masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
yang telah diuraikan di depan dapat penulis kemukakan mengenai permasalahan
sebagai berikut:
Kurangnya jam tatap muka di kelas
bagi guru Bimbingan dan Konseling
Banyaknya informasi yang harus
disampaikan oleh guru BK
Perlunya layanan informasi tentang
bimbingan belajar
Perlunya layanan informasi tentang
bimbingan pribadi dan sosial
Perlunya layanan informasi tentang
bimbingan karir
Kurangnya sarana yang mendukung
dalam penyampian informasi secara cepat dan mencakup semua layanan informasi
Perlunya metode yang tepat untuk
menyampaikan semua informasi
Supaya semua layanan informasi dapat
tercakup diperlukan media yang paling memadai yaitu dengan papan bimbingan
C. Batasan masalah
Permasalahan utama yaitu menyangkut
efektifitas pemanfaatan papan bimbingan dalam memberikan layanan informasi
mengenai bimbingan belajar.
D. Rumusan
masalah
Dari batasan masalah yang ada, dapat
dibuat rumusan masalah tentang: bagaimanakah efektivitas pemanfaatan papan
bimbingan dalam memberikan layanan informasi tentang bimbingan belajar.
E. Tujuan
penelitian
Untuk mengetahui pemanfaatan papan
bimbingan oleh siswa kelas II di SMU negeri I sanden dalam memberikan layanan
informasi tentang bimbingan belajar.
F. Manfaat
hasil penelitian
Manfaat hasil penelitian dapat
dilihat dari dua aspek, yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara
praktis.
Manfaat secara teoritis
Sebagai sumbangan pikiran pada
pengembangan teknik layanan informasi dalam bimbingan dan konseling di sekolah.
Manfaat secara praktis
Bagi kepala sekolah, dapat
memberikan informasi adanya pengembangan teknik bgai guru pembimbing di samping
memberikan layanan informasi melalui papan bimbingan.
Bagi guru pembimbing yang mendapatkan
jam mengajar 45 menit, dapat digunakan sebagai umpan balik (feed back) untuk
memanfaatkan papan bimbingan dalam memberikan layanan informasi.
G. Definisi
operasional
Pemanfaatan papan bimbingan adalah
penggunaan media papan yang ditempelkan pada dinding sekolah untuk memberikan
layanan informasi secara tertulis tentang bimbingan dan konseling oleh siswa
kelas II di SMU Negeri 1 Sanden. Dalam papan tersebut ditempelkan tentang
berbagai informasi mengenai bimbingan yang dapat berbentuk artikel, poster,
buletin, karikatur, gambar-gambar yang ada kaitannya dengan masalah bimbingan
layanan. Adapun papan tersebut dipajangkan pada tempat yang mudah dijangkau
oleh semua siswa, sehingga siswa dapat dengan mudah membaca dan memahami
hal-hal yang perlu diketahui dan memungkinkan siswa dapat menentukan arah
belajar maupun arah hidup selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar